SENI SEBAGAI PERANTARA MEDIA DOA DALAM MENGHADAPI AKULTURASI BUDAYA JAWA DENGAN AGAMA ISLAM DI DESA PLANDIREJO
DOI:
https://doi.org/10.31943/jurnalrisalah.v8i2.284Keywords:
seni, media doa, akulturasi budaya Jawa, IslamAbstract
Penelitian ini berawal dari adanya masyarakat Desa Plandirejo yang tetap memegang teguh pada keberbedaan dengan tidak menciptakan kelompok baru demi terwujudnya keserasian bersama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Desa Plandirejo, bagaimana akulturasi budaya Jawa dengan agama Islam, dan bagaimana seni dijadikan sebagai media pemersatu akulturasi tersebut. Setiap tempat memiliki cerita tersendiri. Seperti halnya cerita asal usul Desa Plandisari yang erat kaitannya dengan tanaman petai cina atau mlanding. Dengan kondisi masyarakat yang heterogen mulai dari suku, bahasa, ras, dan juga agama, masyarakat di Desa Plandisari ini mampu hidup rukun berdampingan dengan tetap mengutamakan kebersamaan. Salah satu media yang digunakan untuk menghadapi keberbedaan yaitu kesenian meminta hujan yang di dalamnya terdapat upacara selamatan, seni gamelan, seni tari jaranan, dan seni jedhoran yang memuat nilai akulturasi budaya Jawa dengan agama Islam.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.